Sabtu, 14 Desember 2013

Gigi anak - anak dirawat ?.

Perawatan Gigi Anak ?.
Ketika bayi baru lahir tidak ada gigi yang terlihat dimulutnya, tetapi gigi yang pertama terbentuk masih didalam tulang rahang dibawah gusi. Kelenjar ludahbelum terbentuk sampai enambulan dan ketika bayi mulai mengeluarkan air liur lebih, hal itu tidak berarti bahwa gigi bayi mulai muncul. Bagaimanapun juga, penampakkan gigi bayi pertama sekitar 5,5 – 6 bulan biasanya terjadi pada permulaan keluar dan meneteskan air liur. Itulah sebabnya mengapa sebaiknya tidak memberikan makananyang keras pada bayi anda secara teratur sampai saat ini. Bukan karena bayi tidak dapat mengunyahnya tanpa gigi, tetapi karena mereka mungkin tidak memiliki air liur yang cukup untuk membasahinya dan memungkinkan mereka untuk menelannya dengan enak.

Gigi yang sedang tumbuh mungkin dapat memberikan rasa tidak nyaman karena gigi memecah gusi, dapat terlihat benjolan pada gusi yang tampak berwarna merah. Pipi bayijuga menjadi merah dan terasa panas. Tetapi segera sembuh dari rasa sakit itu sampai keluarnya gigi. Biasanya ini terjadi pada bayi yang berumur dua tahun.
Ibu seharusnya tidak membandingkan waktu pemunculan dan pergantian gigi anak – anaknya dengan anak tetangga atau temannya. Ada perbedaan yang jauh dan pemunculan gigi yang terlalu dini atau terlambat biasanya sangat sedikit berarti. Jika gigi pertama anak teman anda tumbuh pada usia lima bulan dan anak anda belum menunjukkan tanda – tanda apapun hingga usia delapan bulan, hal ini tidak berarti bahwa bayi itu lebih maju dari yang lain. Ini hanyalah sebagian perbedaan hidup. Tidak ada alasan penting untuk merasa resah atas sesuatu seperti itu.
Salah satu yang menjadi penyebab utama dari kakhawatiran itu adalah gigi kedua anak tumbuh dibelakan gigi yang pertama yang masih ada. Ini sering terjadi dan tidak perlu dikhawatirkan.  Gigi decidui (gigi susu) akan segera lepas dan posisinya diganti dengan gigi permanen (gigi tetap) yang ada dibelakangnya, inilah yang biasa terjadi dalam kebanyakan kasus.
Menyusui :
Para dokter lebih suka agar seorang ibu menyusui bayinya yang baru lahir. Ada banyak alasan untuk hal ini, yang paling penting adalah bahwa dengan demikian bayi mendapatkan kekebalan yang didapat dari ibunya untuk melawan berbagai penyakit. Faktor-faktor kekebalan dimasukkan kedalam susu sehingga bayi mendapatkan daya tahan tambahan selama hidup pada minggu – minggu pertama.
Dari pandangan yang berhubungan dengan gigi, semua bahan gizi yang cocok ada dalam susu ibu sehingga rahang dan gigi dapat berkembang denganmemuaskan. Kegiatan mengisap adalah sesuatu yang sangat penting bagi pertumbuhan yang sempurna. Ada gerakan lidah yang kuat dan tekanan rahang dan bibir dan selanjutnya didorong oleh apa yang diperbuat anak untuk mendapatkan susu. Sayangnya kebanyakan botol untuk bayi tidak memberikan tekanan untuk membentuk rahang dan air susu didapat dengan amat mudah, kurang menghasilkan daya rangsang bagi pertumbuhan. Pendapat penting lainnya adalah adanya sejumlah persoalan yang menyangkut pemberian makan melalui botol, persiapan formula susu, sterilisasi dan persiapan botol dan selanjutnya pembersihan dengan hati – hati.
Akan tetapi untuk satu alasan atau alasan lainnya, beberapa ibu tidak mungkin menyusui dan dengan alasan itu juga maka bootol susuakan menjadi pengganti yang memadai jika botol itu dipilih dan dirawat dengan hati – hati.
Ketika anak tumbuh besar, giginya mulai muncul dan harus dibersihkan oleh ibunya atau orang tua lainnya. Anak dibawah umur tujuh tahun belum dapat menyikat gigi secara benar dan efektif, tetapi membiarkannya untuk mencoba setiap hari adalah latihan yang bermanfaat, biarkan mereka memegang sikat sendiri kemudian orang tua menindaklajuti untuk meyakinkan bahwa hasil yang bermanfaat itu telah diperoleh.

Diambil dari beberapa sumber, diantaranya :

Aziz Ahhmad Srigupta, 2004. Perawatan Gigi dan Mulut

Rabu, 04 Desember 2013

Langkah - langkah UKGS


1.      Persiapan
Kegiatan dijalankan dalam rangka mempersiapkan suasana yang mendukung kelancaran program, mencakup :

a.   Pengarahan dan forum komunikasi berjenjang, dengan unit – unit lintas program dan lintas sektoral yang ada kaitannya dengan pelayanan kesehatan gigi dan mulut di SD dan MI, diselenggarakan di bawah koordinasi kesehatan gigi dan mulut di Tingkat Pusat, Dinas Kesehatan Propinsi, Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota.
b.      Pada tingkat Puskesmas
1)      Penjelasan dan pengarahan kepada pimpinan Puskesmasserta staf pelaksana teknis, oleh koordinator kesehatan gigi dan mulut Dinas Kesehatan Kabupaten / Kota.
2)  Penjelasan kepada unit Dinas dan Unit Komite Sekolah Kecamatan oleh Pimpinan Puskesmas / Pelaksana Teknis.
3)      Perencanaan bersama menentukan SD dan MI secara operasional
4)      Pendekatan kepada para guru SD dan MI sebagai sasaran operasional
5)      Penjelasan kepada orang tua murid / komite sekolah melalui Kepala Sekolah dan atau oleh guru kelas.

2.      Pelaksanaan lapangan



Diambil dari berbagai sumber, diantaranya :
Pedoman UKGS, 2012




Senin, 02 Desember 2013

INFLAMASI


Inflamasi merupakan reaksi kompleks yang mulai terjadi pada pembuluh darah sebagai respons terhadap cedera, diikuti oleh akumulasi cairan dan leukosit di jaringan ekstravaskuler. Respons inflamasi berlangsung bersamaan dengan proses perbaikan.

Tujuan inflamasi adalah merusak, melarutkan, atau membatasi penyebab cedera, dan proses ini pada gilirannya dapat berubah menjadi suatu rangkaian proses dalam rangka perbaikan jaringan yang rusak dan penyembuhan. Perbaikan dimulai pada fase awal inflamasi dan selesai pada saat efek cedera berhasil dinetralisir. Selama proses perbaikan, pada jaringan yang mengalami cedera, terjadi regenerasi sel parenkim dan pengisian daerah yang rusak oleh jaringan fibroplastik.
Inflamasi merupakan proses perlindungan untuk membersihkan atau membuang penyebab cedera (seperti toksin atau mikroba) maupun kerusakan yang ditimbulkannya (seperti sel atau jaringan nekrotik). Tanpa inflamasi, infeksi dapat berlangsung tanpa kendali, luka tidak akan sembuh, dan organ yang mengalami cedera akan tetap sakit. Meskipun demikian, inflamasi dan proses perbaikan tetap berpotensi membahayakan, misalnya menimbulkan reaksi hipersensitif yang dapat mengancam jiwa, seperti pada gigitan serangga, akibat obat – obatan atau toksin. Reaksi inflamasi juga mendasari perkembangan berbagai penyakit kronis, sperti aterosklerosis, artritis reumatoid, dan fibrosis paru. Dengan dasar ini maka dikembangkanlah berbagai anti inflamasi yang bertujuan meningkatkan efek positif dari inflamasi dan mengendalikan dampak buruknya.
          Respon inflamasi pada jaringan ikat bervaskularisasi akan melibatkan komponen plasma, sel darah yang bersirkulasi (seperti neutrofil, monosit, eosinofil, limfosit, basofil, dan trombosit), pembuluh darah, dan komponen seluler (seperti sel mast, fibroblast, makrofag, limfosit) dan ekstraseluler (seperti kolagen, elastin, fibronektin, laminin, dll) jaringan ikat. Bagian komponen itu membentuk jaringan komunikasi seluler yang kuat yang berakhir dengan meningkatnya respons inflamasi.
Respons vaskuler dan seluler pada inflamasi akut dan kronis diperantarai oleh mediator kimiawi yang berasal dari plasma atau sel yang diinduksi oleh rangsang inflamasi.
Diambil dari beberapa sumber, diantaranya :
Sjawsuhidayat,dk, 2011.,Buku Ajar Ilmu Bedah.